Beberapa Alasan Tidak Menggunakan Susu Formula (Sufor) – Dari data statistik Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2010 menunjukan bahwa baru 33,6% bayi di Indonesia mendapatkan ASI. Data tesebut menunjukan bahwa keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih sangat rendah hingga saat ini.
Banyak ibu bekerja atau bahkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja memilih untuk memberikan susu formula kepada bayinya daripada memberikan ASI nya.
Susu formula merupakan makanan yang diformulasikan khusus sehingga komposisi gizinya hampir mendekati ASI.
Namun demikian, tidak ada susu formula manapun yang memiliki kandungan sama dengan ASI atau bahkan lebih baik dari ASI.
Untuk mendukung kampanye pemberian ASI eksklusif ini, pemberian susu formula kepada bayi dan balita tidak lagi dapat dilakukan sembarangan, terlebih pemberian susu formula untuk bayi baru lahir harus dengan rekomendasi serta resep dari dokter, serta digunakan hanya pada kondisi-kondisi khusus.
Berikut adalah Beberapa Alasan Tidak Menggunakan Susu Formula (Sufor), dalam point-point yang singkat, yang digunakan oleh orang tua mengapa memilih lebih memberikan memberikan ASI daripada susu formula kepada balitanya:
- Produksi ASI masih cukup untuk konsumsi balita;
- Mengkonsumsi Sufor seringkali meyebabkan sembelit, pada beberapa kasus membuat mencret;
- Jika balita sudah minum susu formula ada kemungkinan tidak mau minum ASI lagi, karena rasa susu formula yang lebih “enak”;
- Anak menjadi keterusan minum susu padahal setelah besar tidak perlu lagi;
- Perlu biaya tambahan untuk beli sufor, ASI gratis;
- Susu formula adalah susu sapi, bagaimana pun ada kemungkinan ketidakcocokan dengan bayi non sapi;
- Susu formula adalah susu sapi yang sampai kapanpun tidak akan pernah sama dengan ASI;
- Beberapa produk susu formula yang menyebutkan produknya kaya akan DHA, AA, Kolin, dll yang fungsinya untuk otak, itu adalah smuanya premix atau bahan kimia sintetis & bukan alami. Sebagaimana kita tahu bahan kimia sintetis/buatan yang bila diberikan dalam jangka panjang akan memberikan efek samping yang dikhawatirkan akan merugikan;
- Ada beberapa kasus bayi memiliki intoleransi terhadap laktosa pada susu formula;
- Ada beberapa bayi alergi susu formula, dampak alerginya bisa berupa: bintik merah pada kulit sampai gangguan pernafasan;
- Susu formula lebih sulit dicerna bayi, karena komposisinya berbeda dengan ASI;
- Beberapa bayi cenderung menjadi kegemukan setelah minum susu formula karena kandungan kadar gulanya cukup tinggi;
- Susu formula adalah susu cair yang melalui proses sedemikian rupa dikeringkan lalu dicairkan lagirangkaian proses yang panjang dapat menyebabkan nilai gizi sudah sangat berkurang;
- Susu formula banyak ditambahkan zat-zat kimia untuk mengganti gizi yang hilang, memberatkan ginjal bayi;
- Menkonsumsi susu formula menyebabkan kerja ginjal menjadi berat, dapat menyebabkan tubuh tidak fokus, sehingga daya tahan tubuh berkurang;
- Karena rasa susu formula yang manis, balita menjadi pemilih makanan;
- Jika anak terlalu banyak minum susu formula karena rasanya yang manis, jadi terlalu kenyang untuk makan yang lain;
- Susu formula produk yang dibuat sebagai pengganti ASI, namun bila ASI masih ada, tidak perlu susu formula;
- Susu bubuk awalnya dibuat untuk dibawa ke daerah yang jauh, agar tidak rusak. Jika kondisi tersebut tidak terjadi, sebenarnya tidak perlu susu bubuk.
Demikianlah tadi Beberapa Alasan Tidak Menggunakan Susu Formula (Sufor). Namun demikian susu formula dapat diberikan pada bayi atau balita yang ibu nya memiliki masalah medis atau kebutuhan khusus.
Pada bayi piatu atau bayi yang ibunya meninggal, pengganti ASI ini dapat menjadi pilihan. Begitu pula dengan persoalan lain yang menyebabkan ibu tidak dapat memberikan asi pada bayinya. Alasan-alasan medis seperti ibu yang menderita HIV-Aids, tuberkolosis, ibu menderita penyakit parah, kelainan payudara ibu, serta alasan medis anak seperti bayi yang menderita galaktosemia atau tidak memiliki enzim yang dapat mencerna ASI merupakan beberapa indikasi dimana formula susu dapat diberikan.
Semoga ulasan diatas dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam upaya kita memberikan yang terbaik untuk perkembangan buah hati kita.